Sebelum dibaca lebih lanjut, mohon dipahami bahwa TS di sini cuma sekedar share Pengalaman Pribadi. Kalo ternyata yaa harap maklum namanya “Pengalaman” pastinya hampir tiap Orang mirip2 dikit ‘laah pengalamannya!
OK, lanjut. Kaskusers pasti pernah mengalami ditilang saat berkendara di jalanan, baik itu karena kesalahan yang disengaja maupun tidak. Yang ane alamin kemarin hari selasa tanggal 12/03/2013 juga termasuk unsur ketidak-sengajaan…Jujur ane ngaku salah walau pun ane ga’sengaja!
Jadi ane kena tilang di daerah Bekasi, tepatnya di Perempatan depan BCP (Bekasi Cyber Park) gara2 ane lupa nyalain lampu sepeda motor di siang hari. Alhasil ane kena tilang Polisi!
Sesuai kebiasaan ane sejak awal punya SIM, tiap kali ditilang ane selalu urus di Pengadilan. Belum pernah bayar di tempat apalagi lewat Bank yang pake tanda bukti Slip warna Biru (Pertanyaan Tentang Slip Warna Biru TS coba jawab di Post # 9)!
Jadilah ane minta ditilang aja, menyatakan siap hadir di pengadilan tanggal 22/03/2013 (hari ini). Singkat cerita setelah ditilang itu…Perasaan ane ga’enak pas nyampe rumah itu pasal pelanggaran 287 (2) jo 106 (4) ane pelototin aja (Jujur ane awam soal pasal biasanya pasrah aja ditilang juga terserah Polisinya mau nulis pasal berapa yang dilanggar)!
Baru kali ini ane rasain perasaan aneh tersebut, jadi dalam rangka ngilangin penasaran ane browsing ketik keyword “Pasal tidak menyalakan lampu sepeda motor di siang hari”, ternyata keluar ‘deh tu informasinya Pasal 293 (2) jo 107 (2). Coba perhatikan perbedaannya Gan:
Ane langgar Pasal 293 (2) jo 107 (2): Pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari didenda dengan denda maksimal Rp. 100.000,- (Aslinya di Pengadilan cuma bayar Rp. 40.000,-)
Polisi tulis di Surat Tilang Pasal 287 (2) jo 106 (4): Melanggar aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dgn alat pemberi isyarat Lalu Lintas. Denda maksimal Rp. 500.000,- (Aslinya di Pengadilan cuma bayar Rp. 50.000,-)
Bayangin aja, ane ga'menyalakan lampu siang hari, tapi dituduh nerobos lampu merah. Lihat besarnya perbedaan angka/jumlah denda maksimal! Biarpun aslinya di Pengadilan cuma selisih Rp. 10.000,- tapi ane kayak yang ga'ikhlas kalo caranya dibegoin gitu...
Terus terang ane gondok, tapi apa mau dikata nasi udah jadi bubur. Mau nyalahin “Polisinya yang ga’hafal sama pasal” juga percuma…Cuma bisa nyalahin diri sendiri “Kenapa selama ini ga’mau tau tentang pasal lalu-lintas”!
Beberapa informasi ane samarkan untuk menjaga privasi!
Ane udah 13 tahun megang SIM, tapi jadi malu sendiri. Padahal sejak dari Sekolah, Kuliah, sampe sekarang ane idealis tiap ditilang selalu urus di Pengadilan (ironisnya) ane ga’pernah peduli pasal berapa yang ditulis sesuai atau tidak sama pelanggarannya main tandatangan aja!
Hari ini ane datang ke Pengadilan Negeri Bekasi, sesuai jadwal yang tertera di Surat Tilang. Ternyata banyak juga Pelanggar Lain selain ane yang ikut Sidang, secara positif ane kagum lihat masyarakat sekarang ini banyak juga yang mulai sadar hukum. Mungkin idealnya jalur terbaik yang kita tempuh sebagai konsekuensi Pelanggaran lalu-lintas adalah lewat Pengadilan.
Jangan khawatir Gans, Sidang Tilang itu berbeda dengan Sidang Kasus Pidana. Kalo Kasus Pidana terdakwanya sendirian, kalo Sidang Tilang terdakwanya kita rame2 (Jadi ga'usah takut bakal disidang sendirian). Kalo dulu waktu zaman ane Kuliah malah ga’pernah on time datang pas Sidang, ane datangnya udah sore jadi tinggal ke loket aja bayar denda & ngambil SIM yang ditahan!
Saking udah lama ga’kena tilang lagi, ane cukup kaget juga kalo sekarang peraturannya udah beda, yaa ga’apa2 'laaahh biar Hakimnya juga ga’magabut. Kita wajib ikut Sidangnya jam 9 pagi, tapi itupun ga’lama. Dari mulai dapet nomor antrian sampe dapet SIM ane balik lagi cuma makan waktu sekitar setengah jam udah selesai.
Bagi yang belum pernah ikut Sidang tilang, ane coba share di sini prosedurnya:
Pertama, kita datang langsung aja ke loket untuk minta nomor antrian. Nomor tersebut ditukar dengan Surat Bukti Tilang yang kita bawa, jangan serahkan Bukti Tilang kepada selain Petugas. Hati-hati banyak calo yang berkeliaran, tolak aja secara halus, kita niat baik mengikuti proses jalannya hukum, ga’perlu diwakilkan yang malah menambah pengeluaran kita.
Kedua, kita tunggu dipanggil sesuai nomor antrian. Dipanggilnya per 10 Orang, jadi prosesnya lumayan cepet, ga’pake lama. Ane dapat nomor urut ke 230, dari nomor yang berjalan 57 cuma makan waktu 15 menit sampe ke nomor ane dipanggil.
Nanti Hakim cuma membacakan vonis, kita sebagai terdakwa dengerin aja. Pasal sekian dendanya berapa, di sini kita ga’bisa mengajukan keberatan, terima aja vonisnya.
Ketiga, setelah diputuskan berapa jumlah denda yang harus kita bayarkan, kita tinggal antri di loket. Bayar sesuai keputusan Pengadilan, langsung kita bisa dapatkan kembali SIM kita yang ditahan.
- Ada kalanya kita sibuk & ga’sempat luangin waktu datang ke Pengadilan, sebenernya kita fleksibel aja. Minta izin ke Sekolah atau Kantor rasanya mustahil kalo sampe ga’dikasih izin. Kecuali sebelumnya kita udah kebanyakan bolos untuk hal yang sebenernya ga’perlu!
- Jangan kita membiasakan diri menggampangkan masalah dengan bayar di tempat, atau bahasa halusnya “Uang titipan Sidang”. Indikasinya bakal ke mana-mana & sebagian besar kita pasti berprasangka negatif!
- Pelajari peraturan, ketahui pasal sekian isinya apa. Jangan asal tandatangan, cocokan dulu pasalnya dengan pelanggarannya. Kalo udah sesuai baru kita tandatangan!
- Semakin banyak masyarakat yang sadar hukum untuk proses Sidang Tilang di Pengadilan, maka semakin menekan praktek “Bayar di tempat”. Penegakan supremasi hukum jangan semua dibebankan pada Aparat, kita mulai dari diri sendiri. Jangan salah…Oknum masyarakat juga banyak yang kurang ajar, kalau ada Aparat Jujur malah masyarakat nya yang mancing2 nawarin uang suap!
Bagi Kaskusers yang butuh info Pasal-pasal Lalu-Lintas selangkapnya bisa langsung ke SUMBER nya aja yaa!
Sebelum dan sesudahnya TS mohon maaf bila ada kekurangan, di sini TS ga’ada maksud tertentu. Apabila ada Pihak yang merasa tersinggung dari isi thread ini, sebenernya ga’perlu tersinggung. Karena yang disinggung adalah diri TS sendiri!
TS hanyalah seorang Guru SMA, yang mencoba berbagi Pengalaman atas apa yang TS tidak ketahui sebelumnya. Harapannya semoga Orang Lain ga’ada yang melakukan kesalahan yang sama seperti TS yaa!
:Guru paling baik adalah Pengalaman, baik itu Pengalaman Diri Sendiri atau pun Pengalaman Orang Lain.
Sumber : Kaskus
Social Plugin