1. Peperangan era Napoleon
Napoleon:
Napoleon Bonaparte seorang Jenius Perang dari Perancis, seorang pria yang membawa Perancis ke dalam era paling suksesnnya. Membawa pemerintahan Perancis yang tadinnya bobrok ke arah yang lebih baik. Dan membawa Perancis berkuasa ke hampir seluruh daratan Eropa, dengan mengalahkan koalisi Eropa yang telah 5 kali di bentuk, perang ini dipicu oleh Revolusi Perancis pada tahun 1789.
Perang ini menyebabkan perubahan besar pada sistem militer di Eropa terutama artileri dan organisasi militer, dan juga pada masa inilah pertama kalinya diadakan wajib militer secara resmi sehingga jumlah tentara berlipat ganda.
Pertempuran di Waterloo:
Napoleon menginvasi Rusia pada tahun 1812 dengan maksud memaksa kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia. Dengan membawa pasukan dalam jumlah besar yaitu sekitar 650.000 orang (270.000 orang Perancis, sisanya tentara dari berbagai wilayah lain) pada tanggal 23 Juni 1812 mereka menyeberangi sungai Niemen. Rusia menyatakan ini sebagai perang patriotik membela negara sementara Napoleon menyatakannya sebagai perang Polandia kedua. Hal ini tidak seperti harapan rakyat Polandia (ada sekitar 100.000 tentara Polandia yang bergabung dalam invasi ini) yakni Napoleon ternyata tidak ingin bernegosiasi dengan Rusia.
Invasi:
Alexander l sadar, bahwa perang terbuka melawan Perancis tidak akan menguntungkan pihak Rusia, oleh karena itu Rusia menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur sambil menunggu datangnnya salju. Pertempuran hanya terjadi di Borodino pada tanggal 7 September 1812. Pada tanggal 14 September 1812, pasukan Napoleon berhasil masuk kota Moskwa yang sebenarnya sudah ditinggalkan penduduknya dan dibumihanguskan atas perintah gubernur-nya : Pangeran Fyodor Vasilievich Rostopchin.
Akhirnya dimulai-lah penarikan pasukan secara besar-besaran dari kota Moskwa akibat cuaca yang sangat dingin dan juga makin hebatnya serangan Rusia yang memang memanfaatkan cuaca dingin sebagai senjata. Korban mencapai sekitar 380.000 jiwa (kebanyakan akibat kelaparan dan kedinginan) dan 100.000 ditawan. Korban jiwa pada pihak Rusia sekitar 210.000 jiwa. Pada bulan November, sisa dari pasukan besar ini menyeberangi sungai Berezina dan hanya sekitar 27.000 tentara yang masih dalam kondisi fit. Napoleon kemudian meninggalkan tentaranya dan kembali ke Perancis untuk menyiapkan pertahanan di Polandia dari serangan tentara Rusia.
Pada akhirnnya Perancis yang tadinnya tidak terkalahkan harus takluk hanya karena kuasa Tuhan lewat alam walau laju Perancis jatuh di hentikan oleh Rusia, tapi karena gagalnnya Invasi akibat cuaca dingin di Rusia membuat mental para pasukan Perancis menjadi lemah. Dan Peperangan era Napoleon berakhir ketika ia mengalami kekalahan dengan Inggris dalam pertempuran di Waterloo (18 Juni 1815).
2. Perang di Stalingrad
Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada 23 Agustus 1942 hingga 2 Februari 1943, merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet, memperebutkan kota Stalingrad. Saat itu Jerman menurunkan divisi legenda nya (Wehrmacht).
Gambar:
Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet sambil menunggu datangnnya musim dingin di sekitar bulan November. Akan tetapi kemudian Stalin memerintahkan pasukannya untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia).
Jalannya Pertempuran..
Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apapun, kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.
Pertempuran:
Sementara pasukannya terjebak dalam perang mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musin dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun.
Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan kepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, musim dingin yang ganas menghalangi usaha tersebut sehingga bantuan yang dikirimkan tidak cukup untuk memberi makan 330.000 prajurit Jerman dan sekutunya yang berada di Stalingrad.
Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.
KESIMPULAN:
Jadi suatu peperangan bukan hanya di ukur dari besarnnya bala tentara atau kecanggihan peralatan militernya, tapi juga di ukur dari faktor cuaca sebagai pemulus jalannya pertempuran. Andai saja Napoleon Bonaparte atau Adolf Hitler lebih memahami cuaca dingin di Rusia. Mungkin Napoleon udah nguasain seluruh Eropa. Dan Jerman bisa ngeratain sekutu.
Social Plugin