Siapa yang tak kenal Pak Raden, karakter berkumis tebal, dalam tayangan
Si Unyil. Ya, seniman senior pemilik nama Suryadi (79) itu yang telah
menciptakan karakter ‘Si Unyil’, tokoh fenomenal tahun 80-an yang telah
mendunia. Ironis, kini sang kreator hidup memprihatinkan. Bahkan untuk
menghidupi keluarganya saja, harus mengamen dan melukis. Betulkah hak
cipta Pak Raden telah dirampok?
Tragis, meski karyanya sampai kini selalu ditayangkan di televisi bahkan
telah mendunia, Pak Raden malah hidup sebaliknya. Si Unyil yang telah
membuat ratusan juta anak Indonesia tersenyum sejak awal tahun 80-an,
karakter boneka yang diciptakannya kini jatuh ke tangan orang lain.
Sementara sang kreator, Pak Raden, tak mendapatkan royalti sepeser pun.
Miris memang, tapi itulah faktanya.
Kini ia tinggal di rumah petak kecil, dan berhimpitan dan rapat dengan
rumah-rumah warga sekitar, di Jalan Petamburan III, No 27 RT 003 RW 04,
Slipi, Jakarta Barat.
“Dulu saya masih cukup (finasial, red), jadi masalah hak cipta tidak
terlalu dipusingkan. Namun sekarang, saya ingin memperjuangkan hak cipta
saya dan tentu masalah penghargaan terhadap karya seseorang, apalagi
anak bangsa,” tegas pak Raden, Minggu (15/4).
Pak Raden mencurahkan isi hatinya, atas karya ‘Si Unyil’ di atas lima
lembar kertas putih dengan tulisan tangannya sendiri. Ia menulis dengan
lengkap kegalauannya itu dengan judul “Si Unyil Sebuah Kegagalan”.
Dalam tulisan itu digambarkan, Si Unyil tidaklah gagal, justeru yang
gagal adalah kreatornya. Gagal secara finansial. Kerja keras selama
bertahun-tahun tidak membuahkan hasil bagi penciptanya sendiri.
Sebaliknya, orang yang tidak tahu apa-apa saat ini malah bisa menikmati
bahkan meraup keuntungan dari hasil karyanya tersebut.
“Sebaliknya mereka yang tidak berbuat apa-apa, merekalah yang meraup
keuntungan dari ‘Si Unyil’. Dengan berdalih bahwa hak cipta ‘Si Unyil’
pernah saya serahkan kepada pihak PPFN (Perum Produksi Film Negara),
maka PPFN beranggapan bahwa saya telah kehilangan kepemilikan hak cipta
terhadap ‘Si Unyil,” beber Pak Raden
Dalam gugatannya itu, Pak Raden juga menceritakan kronologis perjanjian
dengan pihak PPFN yang ditengarai merugikan pihaknya. “Perjanjian
mengenai penyerahan hak cipta yang dibuat pada tanggal 14 Desember 1995,
dan berlaku selama lima tahun itu seharusnya sudah berakhir pada
tanggal 14 Desember 2000. Tetapi pihak PPFN berpendapat bahwa hak cipta
berada di PPFN untuk selamanya,” tulis Pak Raden.
Pak Raden pun membeberkan bawa pendaftaran tokoh-tokoh si Unyil ke
Departemen Kehakiman oleh pihak PPFN tanpa ada hak sepeserpun yang
dimiliki oleh Pak Raden.
“PPFN menganggap bahwa saya tidak memiliki hak lagi atas tokoh-tokoh
ciptaan saya dan ini berlaku untuk selamanya,” keluh tokoh yang terkenal
kikir dalam tayangan Si Unyil tersebut.
Akhirnya, ketika “Si Unyil” hilir mudik di stasiun televisi swasta,
bahkan menjadi bintang iklan produk makanan, Pak Raden hanya bisa gigit
jari. Bahkan saat ini tengah digarap produksi si Unyil dengan format 3
dimensi di sebuah studio animasi di Batam, Pak Raden pun pastinya hanya
bisa gigit jari.
Hak Pak Raden sudah hilang akan semua itu. Di akhir tulisannya, Pak
Raden pun mengaku selama ini untuk mencukupi kehidupannya, ia hanya
menjual gambar karyanya dan menjual suara (ngamen, red)
Dukungan Berdatangan
Kisah pilu Pak Raden cukup menyedot perhatian banyak pihak. Bermula dari
media sosial Twitter, aksi dukungan untuk Pak Raden berdatangan. Dari
mulai kalangan artis, para penulis hingga politisi.
Sejumlah artis muda seperti Bondan Prakoso, Dewa Budjana, Titi Kamal,
Charli hingga Julia Peres pun menyampaikan dukungan mereka untuk Pak
Raden. Sejumlah penulis seperti Ayu Utami, Fadjroel Rahman, juga sama.
Bahkan calon Gubernur DKI Alex Noerdin juga tak mau kalah. Mereka
mengaku prihatin dengan nasib Pak Raden, serta mendukung langkahnya
untuk menuntut pengembalian hak ciptanya.
Si Unyil adalah film seri televisi Indonesia produksi PPFN yang
mengudara setiap hari Minggu pagi di stasiun TVRI dimulai pada tanggal 5
April 1981 sampai 1993, Minggu pagi di stasiun RCTI dimulai pada
tanggal 21 April 2002 hingga awal 2003 dan berpindah ke TPI pada medio
2003 hingga akhir 2003 setiap Minggu pukul 16.30 WIB sebelum program
berita Lintas 5. Si Unyil ini diciptakan oleh Suyadi.
Social Plugin