"Itu memang sengaja akan dimusnahkan," kata Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Quraisy Mathar, kepada detikcom, Rabu (2/3/2016) malam.
Foto di media sosial memancing perasaan sinis. Beberapa orang merespons tidak sepatutnya skripsi, tesis, dan disertasi dibuang begitu saja karena proses pembuatan karya ilmiah itu sulit. Kampus dinilai tidak menghargai perjuangan pembuat karya ilmiah.
Kenapa dimusnahkan? "Pemusnahan tersebut sesuai dengan standar pengelolaan arsip. Arsip yang statis dimusnahkan, arsip dinamis dipertahankan. Sebelum dimusnahkan, tentunya sudah dialihmediakan ke format PDF dan dapat diakses online oleh siapa pun dan dari mana pun," papar Quraisy.
"Sampai hari ini sudah belasan ribu yang sudah dimusnahkan," tambah Quraisy.
Quraisy menambahkan, belasan ribu skripsi dibuang dari lantai IV gedung perpustakaan UIN Alauddin. Akhirnya jatuh berserakan."Tenaga dan alat minim untuk menurunkan (dari lantai 4)," tutur Quraisy soal proses pembuangan karya ilmiah.
Quraisy menilai wajar ada orang yang menganggap pemusnahan itu aneh. Sebab, ini pertama kali UIN melakukannya sejak berdiri.
Menurut Quraisy, setiap tahunnya ada sekitar 10.000 naskah skripsi, tesis, disertasi dan hasil penelitian. Itu jelas menambah tumpukan di perpustakaan. Sementara standar kelayakan dan ketersediaan ruang tidak bertambah.
"Bagi yang ingin mengakses skripsi mahasiswa UIN Alauddin versi onlinenya di laman web opac.uin-alauddin.ac.id," pungkas Quraisy.(Detik)
Social Plugin