Fakta baru yang ditemukan peneliti di University of Bristol mengungkapkan bahwa bunga terhubung dengan polinatornya tidak hanya melalui warna, bentuk, pola, dan wanginya. Bunga juga mampu "bicara" dengan polinatornya menggunakan energi listrik potensial.
Fakta ini terungkap dari hasil eksperimen yang dilakukan Daniel Robert, professor School of Biological Science, University of Bristol. Robert dan timnya menanam bunga petunia di daerah yang dilalui lebah pencari makan, kemudian mempelajari interaksi antara keduanya.
Robert menjelaskan, lebah memiliki muatan positif setelah terbang untuk beberapa waktu. Tumbukan lebah dengan molekul bermuatan di udara membuatnya kehilangan elektron. Bunga secara elektrik terhubung dengan tanah, mengalirkan listrik sangat lambat dan cenderung bermuatan negatif.
Peneliti mengamati lebah mendarat pada sebuah bunga. Interaksi lebah dan bunga membentuk medan listrik dan keduanya saling bertukar muatan lisrik. “Lebah dapat merasakan induksi gaya listrik,” kata Robert.
“Lebah dikenal dengan keajegannya, sekali mereka mendapat makanan dari satu jenis bunga. Sekali mereka mencari makan, mereka cenderung terus datang ke satu macam bunga itu hingga merasa apa yang didapatkan tak sebanding lagi," kata Robert.
Robert juga mengatakan, binga juga secara aktif berkomunikasi, memberitahukan pada lebah bahwa pasokan makanan yang dibutuhkan akan segera tersedia. “Ini adalah sebuah interaksi yang dinamis,” jelas Robert seperti dikutip Discovery, Rabu (20/2/2013).
Hasil penelitian ini dianggap menarik oleh Thomas Seeley, Kepala Departemen Neurobiologi dan Perilaku Cornell University. Penelitian ini membuka wawasan soal sistem indera lebah yang tak diduga eksis sebelumnya.
Masih diperlukan banyak penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai cara ‘komunikasi’ yang dilakukan oleh bunga terhadap makhluk hidup lain. Sangat mungkin terjadi perubahan medan listrik ketika bunga berinteraksi dengan manusia atau bahkan hewan lainnya seperti burung.
Fakta ini terungkap dari hasil eksperimen yang dilakukan Daniel Robert, professor School of Biological Science, University of Bristol. Robert dan timnya menanam bunga petunia di daerah yang dilalui lebah pencari makan, kemudian mempelajari interaksi antara keduanya.
Robert menjelaskan, lebah memiliki muatan positif setelah terbang untuk beberapa waktu. Tumbukan lebah dengan molekul bermuatan di udara membuatnya kehilangan elektron. Bunga secara elektrik terhubung dengan tanah, mengalirkan listrik sangat lambat dan cenderung bermuatan negatif.
Peneliti mengamati lebah mendarat pada sebuah bunga. Interaksi lebah dan bunga membentuk medan listrik dan keduanya saling bertukar muatan lisrik. “Lebah dapat merasakan induksi gaya listrik,” kata Robert.
“Lebah dikenal dengan keajegannya, sekali mereka mendapat makanan dari satu jenis bunga. Sekali mereka mencari makan, mereka cenderung terus datang ke satu macam bunga itu hingga merasa apa yang didapatkan tak sebanding lagi," kata Robert.
Robert juga mengatakan, binga juga secara aktif berkomunikasi, memberitahukan pada lebah bahwa pasokan makanan yang dibutuhkan akan segera tersedia. “Ini adalah sebuah interaksi yang dinamis,” jelas Robert seperti dikutip Discovery, Rabu (20/2/2013).
Hasil penelitian ini dianggap menarik oleh Thomas Seeley, Kepala Departemen Neurobiologi dan Perilaku Cornell University. Penelitian ini membuka wawasan soal sistem indera lebah yang tak diduga eksis sebelumnya.
Masih diperlukan banyak penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai cara ‘komunikasi’ yang dilakukan oleh bunga terhadap makhluk hidup lain. Sangat mungkin terjadi perubahan medan listrik ketika bunga berinteraksi dengan manusia atau bahkan hewan lainnya seperti burung.
Social Plugin