Indonesia Menuju Negara Roket dan Satelit ( Bikin Takut Negara Lain)



Setelah melalui Penelitian selama puluhan tahun pada bidang teknologi satelit, dan teknolgi Roket sebagai alat pembawanya akhirnya LAPAN menentukan Pulau Morotai sebagai daerah yang paling tepat untuk membangun Bandar Antariksa




Quote: #Morotai Terpilih Sebagai Bandar Antariksa

TEMPO.CO, Serpong -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memastikan Pulau Morotai sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa. Roket-roket pembawa satelit dan manusia kelak akan diluncurkan dari pulau yang menjadi pangkalan militer sekutu semasa Perang Dunia Ke-2 itu.

"Pulau Morotai mengalahkan Pulau Enggano dan Pulau Biak," kata Kepala Lapan Bambang Tedjasukmana Setiawan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong, Banten, Selasa, 27 November 2012.

Pulau Morotai terpilih sebagai lokasi peluncuran roket karena memiliki banyak keunggulan. Dari segi infrastruktur, pulau yang dibangun sekutu ini telah memiliki pelabuhan besar dan bandara dengan tujuh jalur lepas landas. Fasilitas penunjang transportasi ini penting untuk mengirimkan barang-barang guna pembangunan bandar antariksa.

Kesiapan infrastruktur tak dimiliki Pulau Enggano. Pulau yang terletak di barat Provinsi Bengkulu ini tak memiliki bandara. Adapun pelabuhan di pulau yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia ini tak cukup memadai untuk pengiriman bahan bangunan.

Pulau Biak sebenarnya memiliki fasilitas pelabuhan yang cukup bagus. Sayangnya, masyarakat pulau ini tak sudi menjadi tuan rumah tempat peluncuran roket. "Begitu kami datang, langsung ada penolakan," kata Bambang.

Di Pulau Morotai, Lapan tak menghadapi tentangan masyarakat. Sebab, pulau ini dibangun oleh sekutu sehingga tak ada lahan yang dimiliki oleh kaum adat. Proses pembebasan lahan pun berlangsung lebih mudah. Selain itu, pemerintah kabupaten yang berpenduduk hampir 60 ribu jiwa ini menyambut ide pembangunan bandar antariksa di Morotai.

Posisi Pulau Morotai yang berada pada 2 derajat di utara garis khatulistiwa membuatnya ideal untuk dijadikan bandar antariksa. Dari khatulistiwa, biaya peluncuran roket akan jauh lebih murah ketimbang peluncuran di lintang tinggi.

"Keberadaan bandar antariksa Morotai akan menguntungkan bagi Indonesia," kata dia.

Lapan telah menetapkan enam kandidat titik peluncuran di Pulau Morotai. Keenam kandidat tersebut adalah Tanjung Gurango, Desa Gorua; Pulau Tabailenge; Desa Bido; Desa Mira; Desa Sangowo dan Desa Daeo; serta Tanjung Sangowo. Setiap titik kandidat memiliki daerah bebas penduduk setidaknya seluas 1 kilometer persegi.

Sejauh ini, titik paling potensial untuk menjadi lokasi peluncuran adalah Tanjung Sangowo. Titik ini memiliki radius bebas penduduk sejauh 3,5 kilometer. Kontur daerah yang berupa bukit landai juga sesuai dengan spesifikasi lokasi peluncuran roket. Tanjung Sangowo juga dikurung oleh bukit di sisi barat, berfungsi sebagai pelindung alami lokasi peluncuran roket.

Tahun depan, Lapan akan melakukan Ekspedisi Morotai. Kegiatan ini akan menguji keunggulan enam kandidat titik peluncuran. Lapan yang akan merayakan ulang tahun ke-50 pada 2013 juga berencana melakukan peluncuran roket terbesar yang pernah dibuat Lapan, yaitu RX-550, di Pulau Morotai.

ANTON WILLIAM

SUMBER : http://www.tempo.co/read/news/2012/1...7...-Antariksa